Nama Obat Flu untuk Ibu Hamil

Kebanyakan ibu hamil pasti sering menderita flu, entah itu di masa awal kehamilan atau di masa akhir kehamilan. Flu sdalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang tidak berbahaya, tetapi pasti akan sangat menganggu sekali bagi ibu hamil pada umumnya. Namun jangan khawatir, bagi para ibu yang sedang hamil dan sedang menderita penyakit flu, Anda bisa mengonsumsi obat-obat flu yang aman dikonsumsi.

Ada banyak nama obat flu untuk ibu hamil yang dapat Anda konsumsi. Tetapi, perlu Anda ketahui bahwa sebelum mengonsumsi obat flu tersebut, pastikanlah lebih dulu kalau obat tersebut sesuai dengan anjuran dokter, karena para ibu hamil tidak bisa sembarangan dalam mengonsumsi obat-obatan karena kondisinya yang sangat rentan. Untuk itu, agar mencegah sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, maka Anda harus bertanya lebih dulu kepada dokter, apakah diperbolehkan mengonsumsi obat-obatan tersebut.

Biasanya ketika seorang ibu hamil mengalami yang namanya flu, pasti akan ada berbagai gejala seperti nyeri, bersin terus-menerus hingga hidung tersumbat. Berikut ini merupakan beberapa gejala flu yang biasa dialami oleh ibu-ibu hamil.

ww.pexels.com

Gejala-gejala flu

  1. Nyeri

Bagi para ibu-ibu hamil yang mengalami nyeri ketika sedang flu, Anda bisa mengatasi rasanya nyeri tersebut dengan obat-obatan jenis analgesik. Banyak yang telah meneliti bahwa obat analgesik yang aman dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas adalah jenis asetaminofen serta parasetamil. Ketika dilakukan penelitian dalam skala besar, maka didapat suatu kesimpulan bahwa mengonsumsi obat-obatan analgesik tidak menimbulkan kecatatan besar pada janin.

Biasanya, untuk jenis obat analgesik NSAID, selain yang jenis indometachin, peningkatan risiko keguguran secar spontan tidak ditemukan. Sementara untuk obat analgesik jenis asam asetilsalisilat atau aspirin, tidak akan dianjurkan untuk dikonsumsi oleh para ibua hamil yang berada di trimester terakhir atau yang sekarang sudah menginjak usia kehamilan lebih dari 30 minggu.

Mengapa? Karena hal tersebut untuk mencegah timbulnya risiko mengenai komplikasi kelahiran dan efek samping pada bayi yang baru dilahirkan. Mengonsumsi ibuprofen pun sangat tidak disarankan selama masa kehamilan berlangsung.

  1. Hidung tersumbat

Mengatasi yang namanya hidung tersumbat, ada banyak metode yang sekarang ramai digunakan, salah satunya yaitu dengan pemberian uap atau spray air yang memiliki kandungan NaCl sebesar 0,9%. Metode tersebut banyak digunakan karena dianggapi tidak memiliki efek samping. Tetapi bagi Anda yang memilih untuk mengonsumsi obat-obatan saja, maka jauh lebih baik dan aman jika Anda mengonsumsi obat-obatan jenis dekongestan inhalasi seperti misalnya xylometazoline  serta oxymetazoline.

Sementara itu, untuk jenis obat pseudoephedrine adalah pilihan obat yang bentuknya oral, dan khusus untuk jenis obat tersebut, biasanya sangat harus dipertimbangkan di masa-masa awal kehamilan, karena obat tersebut sangat berisiko menyebabkan kelainan anatomi pada janis di dalam kandungan Anda.

  1. Anti histamin

Jenis obat yang satu ini memang biasanya diberikan ke para penderita flu, tetapi lebih sering diberikan kepada ibu-ibu hamil yang sedang menderita flu. Obat ini memiliki efek samping, seperti kantuk. Obat-obatan yang termasuk ke jenis anti histamni di antaranya dipenhydramine, chlorpeniramin, cyproheptadine, dexchlorpheniramine, doxylamine, pheniramine  serta promethazin.

ww.pexels.com

Gabungan kandungan obat flu

Biasanya, ada banyak merk obat flu yang dijual memiliki memililki kandungan dari beberapa jenis obat-obatan. Sebab, obat flu biasanya banyak dikombinasikan sama dengan obat demam atau batuk yang dikemas dalam bentuk sirup hingga kaplet atau tablet. Selain itu, beberapa merk obat flu, juga ada yang menggabungkan empat kandungan obat flu di dalam satu obat.

Obat flu yang memiliki banyak kandungan obat jauh lebih ampuh dalam meredakan gejala atau penyakit flu, tetapi meningkatkan risiko efek samping obat. Berikut ini beberapa kandungan obat yang biasanya terdapat dalam obatan-obatan flu yaitu paracetamol (anti demam), chlorpheniramine (CTM), loratadine (Antialergi), dextrometrophane (obat batuk), ambroxol, bromhexine(penghancur dahak) hingga pseudonoefedrin (anti hidung tersumbat).

Food and Drug Administration (FDA) yang ada di Amerika Serikat membuat kategori-kategori obat-obatan yang baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamil yang didasarkan pada tingkat keamanan obat-obatan tersebut pada janin yang dikandung. Kategori yang dibuat oleh AS ini bahkan juga digunakan oleh seluruh tenaga kesehatan yang ada di negara ini. Lalu apaa saja pembagiannya?

  • Obat Kategori A = Aman dikonsumsi untuk janis
  • Obat Kategori B = Cukup aman dikonsumsi untuk janin.
  • Obat Kategori C = Dikonsumsi jika perlu, kemungkinan bisa ada efek samping pada janin.
  • Obat Kategori D = Dikonsumsi jika darurat, bisa terjadi efek samping pada janin.
  • Obat Kategori X = Tidak pernah digunakan dan sangat berbahaya bagi janin.

Ada banyak jenis obat flu yang digunakan di Indonesia, baik itu yang dijual secara bebas di warung hingga yang harus dibeli menggunakan resep sedangkan aku trainingnya selesai bulan akhir. Berikut ini salah satu contoh pengkategorian obat-obatan? Apa saja?

  • Pseudoephedrine HCl termasuk dalam kategori C.

Menurut penelitian Werler MM dk.. pada tahun 1992, terjadi peningkatan angka bayi mengalami  gastroschisis pada ibu yang diketahui sering mengonsumsi obat jenis ini di trimester pertama kehamilannya. Sementara itu, gastroschisis merupakan kelainan kongenital, ketika bayi lahir tanpa kantong perut. Berikut ini nama-nama  obat flu yang mengandung Pseudoephedrine HCl, a antaranya Panadol Cold and Flu (Panadol hijau),  Konimex Flu dan Batuk, Bodrex Flu dan Batuk,  Inza dan lain-lain.

ww.pexels.com
  • Phenylpropanolamine termasuk dalam kategori C.

Memang sejauh ini belum banyak penelitian yang mengkaitkan antara mengonsumsi  Phenylpropanolamine dan efeknya yang akan ditimbulkan jenis obat in pada janis. Namun obat ini termasuk ke dalam kategori C, dimana obat ini sangat memungkinan memiliki efek samping pada janis yang dikandung. Untuk jenis-jenis obat flu yang mengandung Phenylpropanolamine yaitu Sanaflu, Ultraflu, Neozep Forte hingga Decolgen dan lain-lain.

  • Chlorpheniaramine Maleate (CTM) termasuk dalam kategori B

Sekedar informasi saja, bahwa obat yang paling aman untuk Anda konsumsi adalah CTM. Tidak hanya meredakan gejala flu saja, tetapi juga termasuk ke dalam kategori B. Jenis-jenis obat yang  memiliki kandungan Chlorpheniaramine Maleate yaitu CTM, Alleron, CeTeMe dan lain-lain.

Anda haru tahu bahwa pengobatan dan pemberian obat flu yang aman untuk ibu hamil adalah mengurangi dampak atau risiko pada bayi dalam kandungannya. Biasanya , daya tahan tubuh wanita selama ia dalam masa kehamilan memang melemah, sehingga akan semakin rentan terjangkit flu. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil akan menderita flu setidaknya tiga kali lebih lama dari orang-orang pada umumnya.

Biasanya memang gejala flu yang diderita oleh para ibu hamil adalah batu, tenggorakan merdang, pilek sampai demam tinggi. Namun juga tak jarang muncul gejala lainnya seperti lelah, muntah, diare, pusing sampai rasa sakit yang terjadi pada bagian tubuh tertentu. Tetapi penyakit flu yang dialami pada masa kehamilan memang risiko komplikasinya jauh lebih tinggi. Anda bisa saja juga terjangkit bronkitis dan pneumonia.

Tak hanya Anda, pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan Anda pun juga akan ikut terancam, seperti misalnya terlahir dalam kondisi prematur atau berat badan lebih rendah. Maka dari itu, ketika menderita flu pada masa kehamilan, Anda juga akan dianjurkan untuk mengobati penyakit tersebut secara alam, tidak hanya dengan mengonsumsi obat saja.

Anda juga bisa memperbanyak minum air putih atau jus, mengonsumsi permen untuk melegakan tenggorakan dan lebih banyak beristirahat. Sementara itu, untuk mengobati hidung tersumbat, Anda bisa meletakkan alat air humidifier di dalam ruangan atau biasa juga mandi menggunakan air hangat. Sedangkan untuk meredakan batuk atau radang tenggorakan, Anda bisa coba berkumur menggunakan air hangat yang dicampur sedikit garam. Mengonsumsi banyak makanan hangat seperti sup ayam, diyakini bisa membantu mengurangi peradangan dan mengobati hidung tersumbat.

Sejatinya, para ibu hamil sangat tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat flu, terutama ketika kehamilannya masih baru menginjak 12 minggu pertama. Sebab, masa tersebut menjadi masa yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan organ vital bayi. Sebagian dokter bahkan juga memberikan larangan untuk mengonsumsi obat flu sampai di usia kehamilan 28 minggu.

Tetapi, ada beberapa jenis obat yang dianggap aman untuk dikonsumsi setelah Anda melewati fase kehamilan di minggu ke12. Namun hal yang perlu Anda ingat adalah lebih baik menghindari obat yang bisa mengatasi beberapa gejala flu sekaligus. Anda harus memilih salah satu obat yang bisa mengatasi satu gejala yang menurut Anda itu sangat-sangat mengganggu.

Biasanya untuk meredakan rasa sakit beserta demam, Anda bisa mengonsumsi obat paracetamol. Sedangkan obat-obatan lain yang digunakan untuk meringankan gejala flu seperti bersin-bersin, hidung mampet, batuk dan lain sebagainya, harus Anda konsultasikan ke dokter agar tidak mengganggu kehamilan dan janin Anda.

Ingatlah, bahwa Anda tidak boleh menganggap remeh flu yang diderita pda masa kehamilan, karena hal tersebut bisa memiliki dampak yang buruh bagi kesehatan Anda dan janin yang ada di dalam kandungan Anda.

Biasanya, kondisi ibu hamil yang harus segera mendapat penanganan dokter yaitu ketika  flu tak kunjung membaik dalam waktu empat hari, sulit bernafas, mengalami demam tinggi, dada terasa nyeri, batuk dengan lendir kental berwarna kuning kehijauan hingga berdarah, rasa sakit di bagian perut dan muntah-muntah.

Bagi Anda yang sedang hamil, biasanya penyakit flu bisa dicegah dengan cara melakukan hal-hal ini di antaranya menggunakan alat makan yang berbeda dan jangan sampai berbagi makanan yang sama, hindari menyentuh mata, hidung dan mulut ketika tangan Anda tidak bersih, hidup dengan pola makan sehat, cukup istirahat, berolahraga secara teratur, kurang stres dan menghindari kontak dengan teman atau keluarga yang sedang sakit.

Anda harus tahu bahwa penyakit flu yang diderita oleh ibu hamil memang seharusnya ditangani dengan penuh kehati-hatian. Sebab, jika gejala semakin memburuk dan mengganggu aktivitas Anda, maka segera berkonsultasilah dengan dokter Anda. Biasakan untuk mengonsumsi obat flu hanya jika perlu dan harus dalam pengawasan dokter.

Demikianlah nama obat flu untuk ibu hamil yang bisa dikonsumsi dan pastikan bahwa obat tersebut sesuai dengan anjuran dokter kandungan Anda. Ingat, efeknya tidak hanya pada diri Anda, tetapi juga pada janin yang dikandung. Jadi, berhati-hatilah dan terus jaga kesehatan.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *