Mengenal Lebih Dekat Tentang Kopi Indonesia

Semakin kesini, semakin banyak yang gemar menikmati kopi. Tidak hanya orang tua, kalangan muda pun kini gemar mengkonsumsi kopi. Lebih dari 2 milyar cangkir dikonsumsi per hari di dunia, kopi menjadi minuman yang paling populer hampir di semua negara. Jumlah ini menjadikan kopi sebagai salah satu pemeran komoditi dunia ke dua setelah minyak bumi.

Karena begitu pentingnya kopi bagi manusia di belahan dunia manapun, ada baiknya jika kita mengenal minuman kesukaan sejuta umat ini dengan mempelajari segala hal tentangnya. Penikmat kopi sejati biasanyabukan hanya sekedar meminum kopi, melainkan juga menikmati setiap tegukan kopi. Sebab, kopi sampai di para penikmatnya melalui proses yang sangat panjang, mulai dari menebar benih hingga mengunggu masa panen yang jangka waktunya tahunan.

Masa Penanaman Hingga Panen Buah Kopi

Kopi ditanam dari sebuah biji mentah yang sering disebut green bean kopi. Untuk membuat benih sehat ini bertumbuh menjadi kecambah sebagai kader tanaman kopi, dibutuhkan waktu 2,5 bulan penanamannya. Saat tanaman kopi mulai tumbuh, bakal tanaman ini atau kecambahnya masih sangat rapuh. Sehingga, perlu penjagaan khusus, yaitu dengan menggunakan penutup kain, guna melindungi unur positif tanaman yang sedang terus tumbuh.

Biji kopi yang sudah berkecambah, dipindahtanamkan ke media lain. Sebelum berubah menjadi buah kopi, tanaman ini terlebih dahulu menghasilkan bunga yang berkembang banyak. Bunga inilah yang nantinya menjadi buah kopi. Proses berubahnya bunga pada tanaman kopi menjadi buah kopi memakan waktu yang tidak sebentar. Butuh waktu sekitar 3 hingga 5 tahun bagi tanaman kopi agar bisa menghasilkan buah kopi siap panen dengan kualitas dan mutu terbaik.

Tanaman kopi yang paling banyak jenisnya di Indonesia adalah dari Genus Coffea yang juga memiliki beberapa spesies. Spesies yang paling umum dari Genus Cofea adalah Coffea Arabica atau bakal kopi Arabika. Ada sekitar 75-80% jenis ini yang diproduksi oleh kopi global. Sedangkan, yang menempati posisi kedua adalah spesies Coffea Canephora alias kopi Robusta. Jenis ini menempati sekitar 20% produksi kopi global.

Apapun spesies kopinya, yang jelas medan tempat menanam kopi biasanya sangat sulit dijangkau. Karenanya, pemetikan buah kopi saat panen, paling banyak menggunakan tenaga manusia melalui tangan-tangan yang terampil. Setiap wilayah penghasil tanaman kopi, berbeda-beda waktu panennya. Ada yang setiap tahun bisa menghasilkan dua kali panen, ada juga yang hanya satu kali panen saja. Para petani kopi tentu sudah sangat paham kopi yang siap panen dan harus dipetik, mana yang belum siap panen.

Petani kopi tentu sudah paham mana kopi yang sudah siap panen dan mana yang belum siap panen. Kopi siap panen yang akan dipetik dan dijual ke pedagang kopi adalah yang berwarna merah terang. Ini menandakan buah kopi kualitas terbaik. Secara manual, buah kopi ini satu persatu dipetik oleh para petani dengan sistem selective picking. Artinya, hanya buah kopi berwarna merah ranum ke atas sajalah yang akan dipetik. Meski begitu, ada juga petani yang tidak menerapkan selective picking pada panennya. Mereka merontokkan seluruh buah kopi dari pangkal hingga ke ujung batang. Tentu ada perbedaan antara buah kopi merah ranum, kuning, dan hijau, yaitu dari segi rasa dan harga jualnya.

www.pexels.com

Proses Pasca Panen Kopi

Setelah melewati proses dan penantian yang panjang dari penanaman hingga masa panen, bukan berarti tugas petani kopi selesai. Kopi ini masih perlu diolah lagi agar bisa mengeluarkan green bean dari buahnya. Pertama, kulit-kulit yang menyelimuti biji kopinya harus dilepaskan terlebih dahulu agar tidak terjadi pembusukan. Ada tiga lapis yang menyelimuti biji kopi, yaitu kulit tanduk (endocarp), daging buah (mexocarp), dan kulit buah (exocarp). Proses pengelupasan yang paling umum dilakukan di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

  1. Dry Processing atau Natural Process

Dry process atau olah kering adalah metode yang sudah cukup lama digunakan untuk pengolahan pasca panen kopi. Umumnya, metode ini banyak digunakan untuk kopi Robusta. Caranya dengan mempertahankan kulit kopi yang telah dipetik sebelum menggilingnya. Pada tahap ini, beberapa petani biasanya menyortir kembali atau memisahkan buah yang masih hijau atau yang cacat agar tidak ikut terbawa. Nah, buah kopi pilihan ini kemudian diletakkan di atas terpal hingga kering oleh sinar matahari langsung. Apabila cuaca mendukung, biasanya proses selesai dalam waktu 4 minggu. Selama minggu-minggu itu, para petani secara rutin membolak-balikkan kopi dan memeriksa secara teliti agar proses pengeringan menyeluruh.

Proses ini akan menghasilkans sedikit rasa buah-buahan pada kopi, semacam rasa blueberry, strawberry, dan buah-buah tropis sejenis. Tingkat keasamannya pun cenderung lebih rendah dan cukup eksotis.

  1. Wet Processing atau Washed Process

Wet process atau olah basah dipilih dengan tujuan menghilangkan seluruh kulit daging yang menutupi dan melekat pada biji kopi segera sebelum proses pengeringan dimulai. Hal ini guna memperoleh kopi yang benar-benar matang melalui perambangan air. Caranya, setelah dipanen, buah kopi biasanya diseleksi terlebih dahulu dengan merendamnya didalam air atau ‘dirimbang’. Buah ceri kopi yang mengapung akan dibuang karena menandakan kualitas kurang baik, sementara yang tenggelam akan diambil untuk proses selanjutnya karena merupakan ciri-ciri buah yang matang dan berkualitas jempolan.

Selanjutnya, buah ceri yang matang akan masuk ke dalam pulper atau pengupas. Biji kopi yang sudah terkelupas sempurna dari kulitnya akandimasukkan ke media fermentasi dengan mikroba untuk memecah lendir kopi. Fermentasi harus dilakukan secara hati-hati karena jika terlalu fermented, hasilya akan kurang baik. Setelahnya, biji kopi dibersihkan dengan cara memasukkannya ke dalam bejana khusus berisi air. Hal ini dilakukan guna meluruhkan seutuhnya sisa-sisa kulit yang masih melekat akibat proses fermentasi.

Lamanya proses fermentasi pun berbeda-beda setiap produsen kopi. Namun, umumnya berkisar 24 – 36 jam tergantung dari hal yang mempengaruhinya, seperti pengaturan temperatur, ketebalan layer getah kopi, hingga konsentrat dari enzimnya. Nah, ketika semua proses sudah dilakukan, kopi hasil wet processing ini akan memiliki karakter rasa yang lebih light dengan tingkat keasaman lebih banyak, sedikit rasa buah, dan body bijinya cenderung ringan, lembut, serta bersih.

Perlu diketahui, baik kopi dengan dry processing maupun wet processing, sama-sama akan melewati tahap masuk ke mesin huller; kopi yang sudah kering akan mudah diambil biji kopi di dalamnya. Untuk dry process bentuknya seperti cangkang berwarna hitam keras, sedangkan untuk wet process seperti gabah berwarna kuning. Pada titik ini sebenarnya kopi sudha menjadi green bean, hanya saja dalam pengolahannya ada yang melakukan huller diposisi setengah kering dan menjemurnya kembali. Ada juga yang melanjutkan ke after polished, yaitu untuk membersihkan sisa kulit yang menempel, seperti pada akhir wet process.

Nantinya biji kopi akan disusun berdasarakn ukuran, kondisi fisik, hama, bercak fermentasi, dan kotoran lainnya. Nah, pada tahap inilah akan ketahuan mana kualitas green bean nomor wahid yang sesuai dengan standar konsumsi mengacu pada ISO.

Itulah beberapa metode yang paling sering diterapkan di Indonesia dan paling umum digunakan untuk memproses buah kopi menjadi biji kopi. Selain kedua metode ini, masih ada lagi metode lainnya yang merupakan hybrid process, seperti pulped natural process yang biasa diterapkan di Brazil, honey process yang biasa diterapkan di negara-negara Amerika Tengah, dan semi-washed.

Green bean yang sudah melewati proses panjang dan dikategorikan berdasarkan kualitasnya, selanjutnya bisa dijual langsung ke pengepul, langsung dipanggang/roasting, atau bisa juga untuk ekspor. Sebab, banyak orang di seluruh penjuru dunia yang menunggu hasil biji kopi Indonesia.

www.pexels.com

Macam-macam Level Roasting Kopi

Proses roasting atau pemanggangan biji kopi merupakan tahapan penting dari pengolahan kopi. Mengapa begitu penting? Sebab, tanpa melewati proses ini, kadar kafein yang terdapat pada green bean masih sangat tinggi dan rasa alami yang sangat pahit masih sangat terasa saat diseduh. Selain mengurangi pahit dan kadar kafein, proses roasting juga berfungsi untuk memunculkan rasa manis dari kopi.

Proses pemanggangan dilakukan hingga green bean setidaknya melalui proses first crack atau celah pertama. First crack adalah proses retaknya biji karena percampuran karbondioksida dan air dalam biji bereaksi saat dipanaskan. Proses ini akan mengeluarkan aroma manis dari dalam alat roasting.

Secara umum, ada empat level roasting kopi, yaitu light, medium, medium-dark, dan dark roast. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya:

  • Light Roast

Seperti namanya, proses pemanggangan dengan level ini menghasilkan biji kopi yang berwarna cokela muda yang lebih terang dan kering atau tidak ada efek minyak di permukaan bijinya. Light roast memiliki cita rasa yang lebih segar, seperti biji kopi yang baru dipaen dari kebun. Bisa dikatakan memang light roast ini level roasting bagi mereka yang ingin mempertahankan rasa orisinil dari biji kopi. Pada level ini, kafein yang ada dalam kopi juga masih dipertahankan. Proses pemanggangan level ini mumnya menggunakan suhu sekitar 180°C – 205°C.  Pada batas suhu akhir, yaitu 205°C, biasanya terjadi first crack. Proses sangrainya relatif lebih singkat, sehingga membuka celah pertama. Nama umum yang masuk dalam kategori light roast adalah cinammon roast, half city, light city.

  • Medium Roast

Jika light roast menghasilkan biji kopi dengan warna cokelat muda, medium roast menghasilkan biji yang sedikit lebih cokelat dari level light roast. Medium roast juga tidak memiliki minyak pada permukaannya, namun memiliki permukana biji yang sudah sedikit lebih halus ketimbang light roast. Proses pemanggangan pada level ini membuat cita rasa kopi lebih seimbang antara rasa pahit dan rasa buah-buahan. Sama seperti light roast, kada kafein pada level ini juga menjadi berkurang.

  • Medium-Dark Roast

Pemanggangan dengan level ini memiliki warna yang lebih gelap lagi dari medium roast, namun tidak segelap dark roast. Roasting level ini juga sangat berbeda jauh dari level medium apalagi light roast.  Misalnya saja, dilihat dari permukaannya, medium-dark roast memiliki permukaan yang memiliki sedikit minyak. Rasa dan aroma yang ditimbulkan lebih terasa pekat dan memiliki aroma seperti gosong. Proses medium-dark roast menggunakan suhu 225°C atau 230°C dan berada di fase awal retakan kedua atau di tengah-tengah retakan kedua. Nama yang paling umum menggunakan level ini adalah full-city roast, after dinner roast, dan Vienna roast.

  • Dark Roast

Level roasting dark roast memiliki warna cokelat sangat gelap atau kadang malah lebih terlihat hitam seluruhnya. Permukaannya memiliki kilau minyak yang biasanya akan terlihat di cangkir saat biji kopi olahan diseduh. Rasa orisinil dari kopinya sudah hilang karena proses roasting. Jadi, yang terasa hanyalah rasa pahit dan sedikit berbau asap atau gosong. Jumlah kadar kafeinnya pun menurun. Untuk mencapai level ini, biji kopi diroasting harus berada dalam suhu 240°C sekitar akhir retak kedua atau lebih dan jarang diroast hingga suhunya melebihi 250°C karena bisa menyebabkan biji kacangnya tiis dan rasanya menjadi rasa arang. Nama umum dark roast cukup banyak, sehingga kadang membuat pembeli yang tidak begitu paham kopi akan kesulitan memilih. Beberapa sebutan umum yang populer, yaitu ada French roast, espresso roast, Italian roast, continental roast, Spanish roast, dan New Orleans roast. Banyak hasil olahan dari level dark roast digunakan untuk campuran espresso.

Level roasting kopi ini memang semua tentang rasa dan aroma. Jadi, ingin proses roasting level apa, sejatinya adalah pilihan pribadi. Anda bisa memilih light roast pada pagi hari karena tingkat kafein lebih tinggi. Sedangkan, dark roast cocok untuk dinikmati pada siang hari.

www.pexels.com

Jenis Kopi Indonesia Asli yang Terkenal Nikmat

Setelah mengetahui proses panjang minuman yang digemari banyak orang, mulai dari penanaman green bean, kemudian muncul kecambah, menunggu waktu panen bertahun-tahun, tiba waktu panen, pengolahan, hingga proses roasting, kini saatnya menikmati kopi. Sebagai negara yang memiliki banyak gunung vulkanik, sudah jelas kesuburan tanah di Indonesia tak diragukan lagi. Karenanya, Indonesia menjadi surga bagi segala macam jenis tanaman, termasuk kopi.

Ada beragam jenis kopi dengan karakteristik yang berbeda-beda dari Tanah Air. Apa saja jenis kopi Indonesia yang umum dinikmati?

  1. Kopi Jawa

Pulau Jawa merupakan salah satu penghasil kopi Arabika terbesar di Indonesia. Kopi ini tumbuh pada suhu 16°C hingga 20°C di ketinggian 1500 mdpl. Keistimewaan yang kerap dikagumi para pecinta kopi adalah daya tahan Kopi Jawa yang cukup lama hingga dinobatkan sebagai salah satu kopi dengan umur terbaik di dunia; kopi Jawa bisa disimpan hingga dua sampai tiga tahun. Hal ini jugalah yang membuat kopi ini memiliki rasa yang lebih kuat.

  1. Kopi Luwak

Bicara soal Kopi Luwak, erat kaitannya dengan sejarah tanam paksa oleh Belanda terhadap Indonesia pada masa penjajahan. Pada masa kependudukan Belanda di Indonesia, Belanda mendirikan perkebunan kopi di pulau-pulau Hindia-Belanda dari Jawa hingga Sumatera dengan sistem tanam paksa. Kopi yang paling banyak ditanam adalah jenis Arabika dari Yaman. Selama era tanam paksa, Belanda melarang petani pribumi utnuk menanam kopi demi keuntungan sendiri.

Meski demikian, petani pribumi ingin mencicipi kopi. Akhirnya, mereka mengetahui bahwa beberapa jenis Musang atau disebut Luwak mengkonsumsi buah kopi. Namun, biji kopi tidak bisa dicerna dengan baik di dalam tubuh Luwak. Alhasil, Luwak meninggalkan biji kopi yang belum tercerna dan keluar bersama kotorannya. Biji kopi dari kotoran Luwak inilah yang dikumpulkan, dibersihkan, dipanggang, serta digiling oleh para petani pribumi untuk menjadikannya minuman untuk mereka sendiri.

Rupanya, Kopi Luwak memiliki cita rasa yang begitu kaya hingga ketenaran rasa dan aromanya menyebar dari petani, penduduk pribumi, hingga ke penguasa perkebunan, yaitu Belanda. Tak butuh waktu lama, Kopi Luwak menjadi minuman favorit dan diproduksi menjadi salah satu kopi termahal di dunia hingga kini.

  1. Kopi Kintamani

Kintamani adalah sebuah daerah di Pulau Dewata. Daerah ini terkenal dengan penghasil kopi terbaik, yaitu dikenal dengan Kopi Kintamani. Cita rasa yang ditimbulkan dari Kopi Kintamani unik sekali. Ada rasa-rasa serti buah jeruk. Selain itu jenis kopi ini cita rasanya begitu lembut dan tidak berat. Rupanya, hal ini karena biji Kopi Kintamani ditanam dengan metode tanam tumpang sari, yaitu ditanam bersama-sama atau berada satu areal tanam dengan tanaman lainnya, seperti aneka sayuran dan buah Jeruk Bali Kintamani. Karenanya, tak heran jika rasanya menjasi sangat unik dan kaya.

www.pexels.com
  1. Kopi Aceh Gayo

Kopi yang satu ini sudah sangat terkenal seantero Indoensia hingga ke penjuru dunia. Kopi yang berasal dari daerah Gayo di Aceh Tengah ini menjadi salah satu kopi yang paling banyak dikonsumsi dan di ekspor ke luar negeri. Keunikannya ada pada aroma yang sangat berbeda dengan jenis kopi lainnya di Indonesia. Kopi Aceh Gayo memiliki cita rasa yang pahit dengan tingkat keasaman yang tidak terlalu tinggi. Meski pahit, ada rasa-rasa gurih yang dimunculkan dari kopi ini yang memiliki sensasi tersendiri dalam tiap seruputnya.

  1. Kopi Sumatera

Kopi Sumatera bisa dikatakan merupakan jenis kopi yang kompleks di dunia. Ada beberapa subjenis dari kopi ini yang berasal dari Sumatera Utara, ada Sidakalang, Lintong, Mandailing, dan sebagainya. Kopi Sumatera memiliki cita rasa yang unik, karena teksturnya halus, namun ada sedikit aroma pedas rempah. Inilah yang menyebabkan Kopi Sumatera cukup laris.

  1. Kopi Flores Bajawa

Pulau Flores tak hanya menyuguhkan pemandangan luar biasa, namun juga tanahnya yang subur juga merupakan penghasil kopi yang nikmat. Letak geografis Flores yang masih dikelilingi pegunungan aktif, membuat tanahnya mengandung Andosol yang dihasilkan dari gunung berapi. Tanah seperti ini sangat baik untuk menanam kopi. Alhasil, salah satu Kopi flores cukup menarik perhatian dan digemari banyak orang. Kopi Flores Bajawa adalah Kopi Flores yang sudah cukup terkenal di dunia yang berasal dari daerah Ngada. Kopi ini biasanya diproses dengan penggilingan basah. Rasa dan aromanya seperti buah kopi yang bercampur dengan aroma tembakau. Unik sekali.

  1. Kopi Buah Durian

Jenis kopi yang satu ini mungkin belum banyak orang yang mengetahuinya. Dari namanya saja, pasti sudah muncul banyak anggapan tentang kopi ini. Sebenarnya, kopi yang dicampur dengan buah Durian ini belum diketahui dari mana asal usulnya. Meski demikian, bagi orang-orang Bengkulu, kopi yang dicampurkan dengan buah durian sudah menjadi salah satu minuman kebiasaan mereka. Banyak yang percaya campuran kedua komponen ini memiliki manfaat yang besar, terutama untuk pria. Bahkan menurut orang Bengkulu, minuman ini bukan sekedar minuman biasa, Kopi Durian sudah seperti hidangan wajib bagi para pria Bengkulu yang tengah menikmati waktu bersama keluarga ataupun teman-teman.

Soal rasa jangan ditanya. Rasanya memang begitu unik; asam yang dihasilkan dari bubuk kopi yang diaduk bercampur dengan rasa Durian yang sangat tajam, rupanya tidak lantas menghilangkan rasa khas dari kopi. Justru citarasanya menjadi sangat kaya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *