Dewasa ini, berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh manusia tidak bisa dipisahkan dari pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA). Ada banyak jenis SDA yang dimanfaatkan dan diolah menjadi berbagai macam produk. Umumnya, produk tersebut diolah sebagai sumber energi maupun kebutuhan yang lain. Oleh karena itu, ada banyak tambang dan pusat pengolahan SDA. Salah satu jenis SDA yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah minyak bumi. Umumnya, minyak bumi diambil dari berbagai lokasi tambang minyak bumi baik yang ada di lautan lepas maupun darat. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tambang minyak bumi di berbagai wilayah. Minyak bumi yang diambil dari dalam bumi kemudian diolah melalui berbagai macam proses pengolahan. Umumnya, proses pengolahan minyak bumi dikelompokkan berdasarkan macam – macam minyak bumi yang diambil dari tambang minyak bumi. Lantas, apa saja jenis minyak bumi yang akan diolah menjadi produk minyak bumi?
Berbagai Macam Jenis Minyak Bumi
Pada awalnya, minyak bumi dibedakan berdasarkan tempat tambang minyak bumi tersebut. Akan tetapi, hal ini tidak bisa menjelaskan sifat kimia dan sifat fisika dari minyak bumi tersebut. Oleh karena itu, penggolongan jenis minyak bumi kemudian didasarkan pada karakteristik dari minyak bumi. Secara umum, minyak bumi dapat dibedakan menjadi empat macam berdasarkan karakteristiknya yaitu Class A, Class B, Class C, dan Class D.
Minyak bumi Class A merupakan minyak bumi yang memiliki sifat ringan dan mudah menguap atau light and volatile oils. Minyak bumi jenis ini memiliki karakteristik tertentu dan berbeda dengan jenis minyak bumi yang lain. Salah satunya adalah didominasi oleh cairan serta memiliki warna yang bening. Selain itu, minyak bumi Class A juga memiliki bau yang sangat kuat karena volatilitas (kemampuan untuk menguap) yang tinggi. Sehingga, minyak bumi Class A juga memiliki sifat mudah terbakar. Oleh karena itu, proses pengolahan dan penyimpanan minyak bumi Class A ini harus dilakukan secara hati – hati.
Minyak bumi Class A juga menjadi salah satu jenis minyak bumi yang memiliki toksisitas yang cukup tinggi bagi beberapa makhluk hidup termasuk manusia, ikan, dll. Oleh karena itu, proses pengolahan minyak bumi Class A menjadi salah satu hal yang perlu dilakukan secara berhati – hati. Minyak bumi Class A dapat ditemukan di permukaan air maupun padatan seperti pasir. Selain itu, minyak bumi Class A juga tidak menempel secara kuat dalam komponen yang ada di permukaan.
Jenis minyak bumi yang lain adalah Class B. Minyak bumi Class B termasuk dalam non-sticky oils. Minyak bumi jenis Class A memiliki karakteristik lebih terikat ke dalam permukaan jika dibandingkan dengan minyak bumi Class A. Selain itu, toksisitas dari minyak bumi Class B juga lebih rendah. Sehingga, minyak bumi jenis ini lebih aman saat diproses maupun disimpan. Hal menarik dari minyak bumi Class B adalah sifatnya yang mudah meresap dalam material porous atau berongga terutama ketika suhu lingkungan dinaikkan. Selain itu, minyak bumi Class B juga bisa menguap. Akan tetapi, hasil penguapan dari minyak bumi Class B dapat menjadi residue dan berkembang menjadi minyak bumi Class C maupun Class D. Hal inilah yang menjadi salah satu karakteristik unik dari minyak bumi Class B.
Sementara itu, minyak bumi Class C termasuk dalam heavy and stick oils. Ada beberapa karakteristik minyak bumi Class yang membedakan dengan jenis minyak bumi yang lain. Salah satunya adalah viskositas yang tinggi dari minyak bumi Class C. Selain itu, warna minyak bumi Class C juga cenderung coklat kehitaman. Hal ini tentu sangat membedakan dengan minyak bumi Class A. Karakteristik lain yang terdapat pada minyak bumi Class A adalah sifatnya yang lebih lengket dibandingkan minyak bumi Class A dan Class B. Selain itu, minyak bumi Class C juga sulit untuk dihilangkan dari permukaan sebuah material. Toksisitas dari minyak bumi Class C juga lebih rendah dibandingkan minyak bumi Class A dan Class B. Minyak bumi Class C juga sulit untuk terserap ke dalam material berongga atau porous surface.
Jenis minyak bumi yang lain adalah minyak bumi Class D yang termasuk dalam non fluids oil. Seperti namanya, minyak bumi jenis ini memang tidak dalam bentuk cairan seperti pada minyak bumi pada umumnya. Meskipun begitu, ketika minyak bumi Class D dipanaskan, maka ada kemungkinan bahwa minyak bumi tersebut akan meleleh. Sehingga, perlu waktu dan usaha lebih besar untuk membersihkan minyak bumi tersebut. Karakteristik dari minyak bumi Class D yang lainnya adalah toksisitas rendah. Selain itu, minyak bumi Class D juga tidak bisa masuk ke material berongga atau porous materials. Warna dari minyak bumi Class D didominasi dengan warna hitam atau coklat tua.
Proses Penambangan dan Pengolahan Minyak Bumi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, minyak bumi merupakan salah satu SDA yang tidak dapat diperbarui. Minyak bumi didapatkan dari beberapa tambang yang tersebar baik di darat maupun lautan. Setelah proses pertambangan selesai, maka minyak bumi akan diolah menjadi berbagai macam produk dan energi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Lantas, bagaimana proses penambangan dan pengolahan minyak bumi?
Penambangan minyak bumi dilakukan dengan menggunakan proses pengeboran yang kemudian dilanjutkan dengan proses pemisahan minyak dengan gas dan air. Secara umum, proses pengeboran dapat dibagi menjadi dua yaitu pengeboran darat dan pengeboran laut. Proses pengeboran darat dilakukan jika titik lokasi tambang minyak bumi ada di darat. Rig pengeboran atau yang disebut dengan drilling rig digunakan untuk melakukan proses pengeboran di darat. Nantinya, minyak bumi yang telah berhasil diambil akan diproses kembali dalam kilang minyak.
Sementara itu, proses pengeboran di laut dilakukan di beberapa tempat seperti perairan yang dalam hingga lepas pantai. Hal ini sangat bergantung dengan titik yang menjadi lokasi tambang minyak. Sama seperti pengeboran yang dilakukan di darat, pengeboran di laut juga menggunakan alat rig pengeboran. Akan tetapi, bervariasinya lokasi pengeboran seperti kedalaman, lingkungan sekitar, dll membuat rig pengeboran di pengeboran laut juga bervariasi. Misalnya, rig pengeboran yang dilakukan pada lokasi tambang minyak di delta sungai maupun rawa – rawa adalah jenis swamp barge. Rig ini bisa mencapai lokasi tambang minyak bumi dengan kedalaman sekitar 7 m. Sementara itu, untuk lokasi pengeboran yang lebih dalam sekitar 5 – 200 m, maka rig pengeboran yang digunakan adalah jack up rig. Drilling jacket merupakan salah satu jenis rig pengeboran yang bisa digunakan untuk mengebor titik lokasi tambang minyak yang terletak di laut tenang dan laut dangkal. Sedangkan rig pengeboran yang digunakan untuk mengebor titik tambang minyak bumi pada kedalaman 90 – 750 m adalah semi-submersible rig. Sementara itu, rig pengeboran yang digunakan pada titik tambang minyak di laut dalam adalah drill ship. Karena dilakukan di lautan dalam, sehingga rig pengeboran ini diletakkan di atas kapal laut pengeboran.
Setelah minyak bumi didapatkan dari tambang, maka minyak bumi tersebut akan diolah kembali menjadi berbagai macam bahan bakar dan produk lain. Proses pengolahan minyak bumi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu primary process (proses primer) dan secondary process (proses sekunder). Proses pengolahan minyak bumi secara primer dilakukan melalui proses destilasi yang merupakan pemisahan fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya. Setiap fraksi minyak bumi yang memiliki titik didih berbeda akan terkumpul dalam suatu tempat untuk kemudian disalurkan pada tangki pengolahan yang lain. Sehingga, minyak bumi dapat diolah melalui proses pengolahan selanjutnya.
Proses pengolahan sekunder merupakan dilakukan melalui beberapa proses yaitu perengkahan (cracking), ekstraksi (extraction), kristalisasi (crystallization), dan pembersihan dari zat kontaminan (treating). Proses perengkahan atau cracking merupakan sebuah proses dimana senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi akan diubah struktur kimianya. Sehingga, sifat – sifat kimia dari senyawa hidrokarbon tersebut juga akan berubah. Salah satu proses cracking adalah pemecahan rantai panjang hidrokarbon menjadi rantai yang lebih pendek. Selain itu, senyawa hidrokarbon tersebut juga akan digabungkan dengan senyawa hidrokarbon yang lain melalui proses polimerisasi. Proses cracking juga meliputi pembentukan senyawa alkil (alkilasi), perubahan isomer (isomerisasi), dan perubahan struktur (reformasi).
Setelah minyak bumi diolah melalui proses cracking, maka minyak bumi akan diolah selanjutnya melalui proses ekstraksi. Proses ini menggunakan berbagai macam pelarut yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas dari produk minyak bumi yang dihasilkan. Kemudian, minyak bumi akan diolah menjadi lebih lanjut melalui proses kristalisasi. Proses ini dilakukan dengan memisahkan produk minyak bumi berdasarkan titik cair. Setiap produk minyak bumi tentu memiliki titik cair yang berbeda. Proses yang terakhir adalah dengan melakukan proses pembersihan dari berbagai macam zat kontaminan (treating). Setelah melalui berbagai macam proses pengolahan, minyak bumi berubah menjadi berbagai macam produk bahan bakar seperti kerosin, nafta, solar, dll. Selain itu, minyak bumi juga berubah menjadi pelarut seperti petroleum eter. Hasil pengolahan minyak bumi yang lain adalah aspal.
Dalam proses pengolahan minyak bumi tersebut, ada berbagai macam bahan kimia yang digunakan. Salah satunya adalah molecular sieve yang merupakan katalis. Molecular sieve dapat digunakan dalam proses cracking, extraction, treating, dll. Selain itu, molecular sieve juga memiliki berbagai macam jenis. Salah satunya adalah molecular sieve 13. Selain digunakan sebagai katalis, molecular sieve 13 juga dapat digunakan untuk menyerap berbagai macam zat kontaminan baik yang ada pada udara maupun cairan. Sehingga, proses pengolahan minyak bumi menggunakan molecular sieve. Selain itu, banyak orang yang juga menggunakan molecular sieve 13 untuk membersihkan air mereka yang terkontaminasi. Mereka bisa mendapatkan bahan kimia ini di beberapa toko yang jual molecular sieve 13x. Harga yang dibandrol untuk molecular sieve ini bervariasi karena bergantung dengan ukuran partikel, kemurnian bahan, dan keaslian produk. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk membeli molecular sieve 13, akan lebih baik bagi masyarakat untuk memilihnya di toko resmi. Sehingga, kualitas dari molecular sieve yang didapatkan akan terjamin.